Jembatan Kali Kenteng Siap Dilewati

BOYOLALI – Jembatan Kali Kenteng yang menjadi ikon ruas jalan tol Salatiga-Kartasura telah siap beroperasi pada 20 Desember mendatang. Jembatan sepanjang 495 meter itu telah diuji kelaikannya. Fakta itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr. Ir. Sri Puryono KS MP saat meninjau KM 467.400 jalan tol Semarang-Solo ruas Salatiga-Kartasura bersama sejumlah pejabat terkait, Selasa (18/12/2018).

“Kali Kenteng sudah oke. Jembatan secara teknis sudah siap, sudah uji kelayakan dan siap untuk operasional,” terangnya kepada awak media.

Sri Puryono menambahkan, Kali Kenteng memiliki elevasi tanjakan empat persen dan telah memenuhi batas wajar dalam persyaratan pembangunan tol.

“Elevasi tanjakannya hanya empat persen. Persyaratan tol itu maksimal lima persen, jadi sudah memenuhi batas wajar dan bisa,” lanjutnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Jawa Tengah Dr. Ir. AR. Hanung Triyono, M.Si menambahkan, menjelang beroperasinya ruas Salatiga-Kartasura sepanjang 32,6 km pada 20 Desember mendatang, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian, seperti pemasangan rambu-rambu.

“Tinggal rambu-rambu saja yang menjadi perhatian. Masih ada perbaikan minor tapi secara keseluruhan main road sudah siap. Laik fungsi sudah selesai tanggal 15, kita tinggal operasional. Kekurangan yang tinggal sedikit akan diselesaikan pada tanggal 20,” tambahnya.

Dari Jembatan Kali Kenteng, Sri Puryono dan rombongan kemudian meninjau rest area sementara tipe B di KM 487.200. Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah itu menjelaskan, di rest area tersebut akan ada fasilitas mulai dari toilet hingga komoditas khas Boyolali dan sekitarnya yang dijajakan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Saya sudah pesan kepada pihak pengelola, UMKM masuk minimal 30 persen. Kalau Boyolali yang terkenal itu marning. Kalau perlu soto segernya masuk sini dan jangan disamakan dengan standar biaya komersial. Ini perintah Presiden dan Pak Gub sudah wanti-wanti,” pesannya.

Selanjutnya, Sri Puryono dan rombongan meninjau overpass Blondo, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali tepatnya pada KM 492. Pihaknya menjelaskan, overpass tersebut merupakan proyek susulan guna mengakomodir kepentingan warga setempat dan ditarget selesai pada Februari 2019.

“Overpass ini memang susulan bukan rencana awal. Karena ini  mengakomodasi kepentingan masyarakat. Pembangunan fisik sudah dimulai dan InsyaAllah Februari 2019 selesai. Menjelang Februari dari pihak pengembangan menyediakan mobil shuttle untuk mengantar masyarakat (dialihkan) kurang lebih sekitar 150 meter ke Overpass Kranggan. Kalau sudah jadi mereka akan melalui overpass ini.

Setelah meninjau pembangunan infrastruktur jembatan dan tol, Sri Puryono melakukan sidak harga komoditas di Pasar Sunggingan Boyolali. Menjelang Natal dan Tahun Baru, harga komoditas di pasar tersebut relatif stabil. Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah itu mencontohkan, harga daging Rp95 ribu per kilogram, bawang merah Rp27 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp24 ribu per kilogram.

“Saya memantau harga beras, cabai, dan telur semuanya relatif stabil. Artinya ini terjangkau dan petani tidak dirugikan. Ke depan kita dorong untuk zonasi pasar dan pastikan kesediaan air. Ini penting,” pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

scatter-hitam

Share This Article