Jokowi Minta Rest Area Tol Hanya Diisi Produk Lokal

SURAKARTA – Ruas tol Kartasura – Sragen sepanjang 35,2 km, Minggu pagi (15/7/2018) diresmikan Presiden RI Joko Widodo, didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat Basuki Hadi Muljono.

Pada laporannya, Menteri Basuki menyampaikan ruas tol Kartasura Sragen mulai dibangun pada 2007, diawali dengan pembebasan lahan. Namun pembangunan secara masif dimulai pada 2015, setelah adanya perubahan pemegang saham dari PT Thiess Contractor Indonesia kepada PT Jasa Marga berkolaborasi dengan PT Waskita Toll Road.

“Total investasi tol (Kartasura-Sragen) sebesar Rp13,8 triliun, yang Rp2,5 triliun merupakan bantuan pemerintah,” tutur Basuki.

Sisanya, kata dia, didanai dengan skema 30 persen dari ekuitas perusahaan dan 70 persen dari pinjaman sindikasi perbankan, yaitu BNI, BRI, Mandiri, Bank Ekspor Impor Indonesia, PT SMI, Bank Jateng dan Bank DIY.

Untuk tarif tol, tambahnya, sudah mengikuti regulasi rasionalisasi tarif tol. Rasionalisasi yang dilakukan adalah membagi kendaraan yang semula lima golongan, menjadi hanya tiga golongan. Tarif yang dikenakan sebesar Rp1.000/ km.

“Yang istimewa dari tol ini, di sebelah belakang (gerbang tol Ngemplak), yang ada crane-nya adalah jalur kerera api menuju bandara (Adi Soemarmo) yang sudah mulai dikerjakan saat ini,” ungkapnya.

Setelah pembangunan tol selesai, Basuki berharap bupati/wali kota dapat memanfaatkan kawasan rest area tol untuk pengembangan UMKM. Di ruas Kartasura – Sragen terdapat 8 rest area.

“Kami berharap pada bupati/wali kota untuk dapat memanfaatkan kawasan jalan tol untuk UMKM. Nanti kita dorong dengan menyediakan lahan rest areanya bersama,” terang lulusan UGM itu.

Presiden RI Joko Widodo memberi penegasan, bahwa tidak boleh ada masyarakat yang merasa ditinggal gara-gara pembangunan tol.  Karenanya, dia meminta agar rest area diisi dengan penjualan produk-produk lokal dan melarang adanya brand asing.

“Jangan sampai titik-titik yang ada kegiatan ekonomi justru diisi merk-merk, brand-brand asing. Saya minta di tiap rest area jualannya bukan Mcd, bukan kentucy, bukan starbuck. Harus mulai diganti. Sate, soto, tahu guling, gudeg. Saya perintah ke Menteri BUMN, dan PU untuk dirubah kerja sama dengan kabupaten/kota dan provinsi sehingga yang namanya batik, telor asin bisa dijual di rest area,” urai mantan Wali Kota Surakarta itu.

Apabila permintaannya itu belum terealisasi, Presiden Jokowi akan memerintahkan dengan cara tertulis melalui Inpres. Sebab, persoalan itu dipandang penting untuk kesejahteraan rakyat.

“Kalau perintah belum dilaksanakan, ya pasti dengan tertulis, Inpres. Kalau sudah, ndak perlu. Ini bukan urusan income atau bukan, tapi keberpihakan pada brand lokal dan karena disanalah kegiatan ekonomi bisa tumbuh dengan cepat,” tandas dia

Pembangunan infrastruktur, imbuhnya, memang tidak bisa dielakkan agar tidak tertinggal dengan negara-negara tetangga dan dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. Presiden tidak ingin Indonesia semakin tertinggal gara-gara pemerintah kurang responsif dalam membangun sektor-sektor yang fundamental.

“Baru saja dengan Vietnam kalah. Saya tidak mau ditinggal lagi oleh Laos, Kamboja karena ketidakcepatan kita dalam membangun hal-hal yang fundamental. Harapan kita setelah investasi infrastruktur, kita akan menginjak ke tahapan besar berikutnya, SDM,” tutupnya.

Sebagai informasi, ruas tol Kartasura – Sragen dibangun dengan struktur perkerasan beton, 2 X 2 lajur dengan lebar lajur 3,6 meter. Jalan tol ini mempunyai 8 simpang susun dan 8 rest area. Tol Kartasura – Sragen sudah dapat dioperasionalkan setelah melalui proses Uji Laik Fungsi pada Maret dan April 2018. Sertifikat Laik Operasi dari Dirjen Bina Marga diterbitkan pada 28 Mei 2018. Sedangkan Kepmen PU PR No 387/KPTS/M/2018 tentang penetapan pengoperasian  serta Kepmen PUPR No 388/KPTS/M/2018 tentang Penetapan Tarif telah diterbitkan 8 Juni 2018.

(Rita/Puji/Humas Jateng)

scatter-hitam

Share This Article