Kutipan Berita

Pengerjaan Fisik Tol Semarang-Demak Segera Dilakukan
SEMARANG – Sekretaris Daerah Jateng Sri Puryono mengatakan, pembangunan fisik Tol Semarang-Demak segera dilaksanakan tahun 2019 dan diharapkan selesai sesuai target. Penetapan pemenang lelang proyek infrastruktur dengan nilai investasi Rp15,3 triliun tersebut juga sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
“Prosesnya tetap jalan terus dan sekarang tahap sosialisasi rencana lokasi proyek jalan tol. Ini tidak serta merta meninggalkan rakyat, demikian pula rakyat tidak bisa semaunya sendiri, harus ada komunikasi,” ujar Sekda Sri Puryono di sela open house Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng di Gedung A lantai 1 Kantor Gubernur, Senin (10/6/2019).
Sekda menjelaskan, jalan tol dirancang sepanjang 27 kilometer dan akan diintegrasikan dengan tanggul laut di pantai utara Kota Semarang hingga Kali Sayung Kabupaten Demak tersebut, masih ada revisi penetapan lokasi. Terlebih, proyek strategis ini menyangkut rencana zonasi sehingga perlu ada kesepakatan dengan masyarakat.
Dia menyebutkan, lahan yang terkena proyek strategis tersebut tidak terlalu luas atau hanya sekitar satu kecamatan yakni Sayung di Kabupaten Demak. Secara teknis Tol Semarang-Demak memiliki empat simpang susun yaitu Kaligawe, Terboyo, Sayung dan Demak. “Total luas lahannya kami belum tahu pasti. Proyek strategis ini harus terus jalan dan harus jadi. Pembebasan lahan sedang dikomunikasikan,” katanya.
Menurutnya, tanggul laut yang membentang di sisi utara Semarang-Demak itu berfungsi untuk mengatasi banjir, rob dan penurunan permukaan tanah di daerah Semarang Utara bagian timur seperti di wilayah Kaligawe Semarang hingga Kecamatan Sayung, Demak. Apalagi jalur tersebut selalu padat lalu lintas kendaraan baik antar kota maupun antar provinsi. Sekda menambahkan, Tol Semarang-Demak dibangun untuk meningkatkan aksebilitas dan kapasitas jaringan jalan di kawasan utara Jawa.

Ganjar Sebut Mudik Lebaran Tahun Ini Terbaik Sepanjang Sejarah
SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut arus mudik dan balik Lebaran tahun ini sebagai yang terbaik sepanjang sejarah di Jateng. Menurunnya angka kecelakaan, kemacetan dan kejadian-kejadian lain yang biasa terjadi pada musim mudik dan balik tahun sebelumnya menjadi alasan Ganjar mengatakan hal itu.
“Arus mudik dan balik Lebaran di Jateng pada tahun ini yang terbaik sepanjang sejarah. Tentu hal ini tidak terlepas dari dukungan infrastruktur jalan tol yang sudah nyambung dari Jakarta sampai Jawa Timur yang sangat membantu kelancaran arus mudik,” kata Ganjar ditemui usai menggelar open house di kantornya, Senin (10/6/2019).
Bahkan, kata Ganjar, ada guyonan masyarakat di media sosial yang mengatakan pemerintah zalim karena mudik tahun ini tidak ada kemacetan parah. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, kemacetan saat mudik Lebaran itu sudah menjadi tradisi. “Tentu guyonan ini menjadi bukti, bahwa pengelolaan negara jauh lebih baik. Selain tidak terjadi tradisi kemacetan, harga-harga juga stabil,” imbuhnya.
Menurutnya, selain dukungan infrastruktur, kesigapan tim juga sangat berperan besar dalam mendukung kelancaran arus mudik Lebaran tahun ini. Dibantu oleh Kakorlantas, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR dan semua instansi terkait, Ganjar mengatakan semua berjalan sesuai rencana dan tidak terjadi hal-hal yang berarti.
“Termasuk dukungan dari para pegawai Pemprov, Pemkab dan Pemkot di seluruh wilayah Jawa Tengah yang menyiapkan jalur-jalur alternatif. Plus tim pengendalian harga, sehingga semua berjalan baik. Kemacetan tidak terjadi parah, harga-harga juga stabil dan tidak ada lonjakan yang berarti,” paparnya.
Diakuinya, pada arus balik Lebaran tahun ini, arus lalu lintas sedikit tersendat. Hal itu sebenarnya sudah diperhitungkan sejak awal karena arus balik terjadi secara serentak.
“Maka kemungkinan arah menuju Jakarta agak macet, namun saya pantau terus sampai dini hari tadi, memang terjadi ada atrean di beberapa titik sampai 3-4 kilometer. Tapi alhamdulillah kendaraan masih bisa berjalan pelan dan masih lancar. Secara keseluruhan berjalan lancar dan saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran mudik tahun ini,” tuturnya.
Untuk evaluasi, Ganjar mengatakan bahwa persoalan rest area di sejumlah jalur yang belum tuntas menjadi hal yang utama. Meski sudah ada rest area sementara dan dukungan rest area dari sejumlah kantor dan instansi, namun itu masih belum cukup.
Selain itu, di jalur selatan yang sebenarnya jalannya sudah bagus juga belum menjadi pilihan utama para pemudik. Memang, pada jalur tersebut belum dilengkapi dengan penerangan jalan, rest area, tempa kuliner serta toilet. “Itu akan menjadi bahan evaluasi kami, insyaalah tahun ini persoalan-persoalan tersebut dapat diselesaikan sehingga mudik tahun depan semoga lebih baik lagi. Kami akan siapkan panitia mudik lebaran tahun depan lebih awal, agar bisa bekerja optimal,” tukasnya.
Arus mudik dan balik Lebaran di Jateng pada tahun ini memang lebih baik dibanding tahun lalu. Dari pantauan lapangan, kemacetan di jalanan Jateng relatif tidak separah pada Lebaran sebelumnya. Hanya di beberapa titik seperti di pintu tol dan lokasi rawan macet, terjadi sediit kepadatan arus kendaraan, namun masih dapat bergerak secara perlahan dan tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
Di lain kesempatan, Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri, Kombes Pol Benyamin mengatakan bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas selama 12 hari menggelar Operasi Ketupat 2019 menurun sebanyak 65 persen dari tahun sebelumnya.
Hingga H+3 Lebaran 2019, terjadi 529 kecelakaan. Sementara pada periode yang sama 2018 lalu, terjadi 1.491 kecelakaan lalu lintas. Dari total 529 kecelakaan itu, sebanyak 132 orang meninggal dunia, 97 luka berat dan 1.638 orang mengalami luka ringan. Penurunan angka kecelakaan itu tidak terlepas dari hasil upaya pemerintah dan seluruh pihak dalam menyiapkan infrastruktur dan sistem lalu lintas yang baik.

Taklukkan Lereng Lawu, Ganjar Pamer Objek Wisata Tawangmangu
KARANGANYAR – Hari keempat Lebaran digunakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk gowes bersama istri, Siti Atikoh dan anggota komunitas sepeda. Kali ini, Ganjar dan rombongan menempuh jalur cukup ekstrem, yakni menaklukkan tanjakan lereng Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar.
Berangkat dari kediaman di Tawangmangu pukul 05.30WIB, Ganjar dan rombongan baru berhasil mencapai titik nol di Cemoro Kandang pada ketinggian 1.800 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan melintas sampai Cemoro Sewu Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada pukul 09.30WIB. Sepanjang jalan, hampir seluruh jalur yang dilalui menanjak dengan panjang rute sekitar delapan kilometer. Selain tanjakan, suhu yang mencapai 14°C juga menjadi tantangan tersendiri.
Namun, tak tampak wajah lelah dari para goweser, termasuk Ganjar dan Atikoh. Pemandangan alam nan eksotis Gunung Lawu membuat gubernur dan rombongan begitu semangat menaklukkan tanjakan lereng Lawu. Apalagi, jalan yang dilalui sangat indah, dengan kontur jalan berkelok dan sangat mulus.
Di beberapa titik, mantan anggota DPR RI dua periode itu berhenti untuk berfoto bersama. Melihat Ganjar, masyarakat yang sedang menikmati liburan dengan berwisata di lereng Lawu juga berkerumun untuk ikut berfoto bersama. Salah satu spot yang dituju Ganjar adalah Taman Sakura Cemoro Kandang.
Di lokasi wisata alam dengan aneka wahana permainan dan wisata alam itu, Ganjar melihat pohon sakura yang mulai berbunga yang ia tanam dua tahun lalu.
“Jalur ini sangat indah, kalau bicara pariwisata, ini jalur yang sangat menarik. Jalannya bagus, pemandangan bagus, tempat-tempat wisata bagus, kuliner banyak dan juga wisatawan banyak. Tinggal menata saja agar lebih menarik,” kata orang nomor satu di Jateng ini.
Ganjar mengatakan, setiap hari khususnya hari libur, objek wisata Tawangmangu semakin ramai. Dengan infrastruktur yang mendukung, dia yakin Tawangmangu akan menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia.
“Cuma saya pesan, tadi saat lewat saya temukan masih ada sampah berserakan. Tolong Pemkab Karanganyar dibantu, warga bergerak untuk membersihkan sampah-sampah ini. Kalau kebersihan bisa dijaga, ini akan luar biasa, orang pasti akan senang berkunjung,” terangnya.
Kuliner di Tawangmangu, lanjut Ganjar, juga enak-enak. Banyak menu andalan di lokasi itu yang jarang ditemukan di tempat lain. Santapan semakin nikmat dengan view Gunung Lawu dari sejumlah cafe atau restoran.
“Saya sudah coba sate Lawu, enak sekali rasanya. Ada juga kafe kopi yang enak dengan cuaca dingin dan pemandangan Lawu yang eksotis. Ini sangat menarik, tapi tolong harganya jangan ngepruk ya. Jangan dinaikkan harganya saat libur hari-hari besar,” tambah pria berambut putih ini.
Dari sisi sport tourism, gubernur juga meyakini Tawangmangu dapat menjadi lokasi yang menarik. Dengan rute tanjakan dan suhu cukup ekstrem, lokasi itu cocok untuk penyelenggaraan event perlombaan sepeda bertaraf nasional bahkan internasional.
“Sudah banyak teman-teman yang bicara gelaran Tour The Lawu. Ini pasti menarik, karena di sini tantangannya ada dua, selain tanjakan ekstrem juga suhunya yang sangat dingin. Dengan infrastruktur bagus, event Tour The Lawu pasti akan menarik. Nanti akan kita buat, dan akan banyak muncul King and Queen of Mountain,” pungkasnya.
Penulis : Bw, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Foto : Humas Jateng

Ganjar Sarankan Pemudik Coba Jalur Selatan
KEBUMEN – Setelah merasakan sendiri kondisi jalan saat melintas di Jalan Urut Sewu Kebumen sepanjang 211,95 km, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyarankan kepada masyarakat agar memilih jalur selatan ketika mudik Lebaran. Khususnya bagi mereka yang hendak mudik ke kampung halaman di sisi selatan Pulau Jawa.
Jalan Urut Sewu merupakan jalan alternatif ke arah Purworejo selain Jalan Ambal-Kembaran jika dari Jalan Diponegoro Kebumen dan jalan alternatif ke Banyumas atau Cilacap selain Jalan Daendels. Pengecekan jalan tersebut dilakukan Ganjar pada Kamis (23/5/2019) setelah sebelumnya mengecek persiapan mudik di jalur tengah, Kabupaten Semarang-Magelang.
Ganjar mantap merekomendasikan jalur selatan untuk dilewati selain karena kualitas jalan, pemandangan yang disajikan di kawasan itu juga cukup menawan. Mulai dari areal persawahan, perbukitan, perkebunan kelapa hingga pantai.
“Ini aspalnya juga bagus, model Jerman kalau tidak salah. Lebih kuat karena agak kasar. Jalurnya bagus dan tempatnya indah. Ini kita siapkan untuk pemudik yang lewat selatan. Ini sudah siap dilintasi pemudik. Kendaraan ini sudah berlalu lalang,” ujarnya.
Dari total panjang jalan mencapai 211.95 km, hingga tahun anggaran 2018 sudah dikerjakan sepanjang 151,23 km atau 71,35 persen. Ganjar yang sehabis nyekar di makam kedua orangtuanya di Purworejo kemudian meluncur menuju titik awal Jalan Urut Sewu Kebumen. Melihat kualitas aspalnya, Ganjar pun tergoda untuk melintasi jalur itu sampai ke ujung.
“Kalau kemarin semua orang ngecek Pantura, sekarang kita mau cek jalur selatan. Saya mau muter sampai pol jalan ini, saya ini mau memastikan jalan ini sampai ujungnya. Jadi mungkin tembusnya ke Banyumas dan terus saya berlanjut ke utara,” bebernya.
Namun demikian, Ganjar menyarankan pada pemudik yang memilih jalur selatan untuk berhati-hati karena masih minimnya lampu penerangan jalan. Dengan masih ada kekurangan itu, dia berjanji bakal segera menangani agar para pemudik yang melintas merasa aman dan nyaman.
“Ini kita berikan para pemudik lewat selatan, lewat selatan bagus. Mungkin yang masih perlu bantuan atau yang harus pemudik hati-hati ketika lewat selatan ini belum ada penerangan jalannya. Nanti kita bantu dengan pasang eliniator mudah-mudahan mudik Lebaran lewat selatan bisa lebih lancar,” bebernya.
Selain itu, Ganjar juga mengatakan untuk jalur tengah memang ada sedikit hambatan karena pengerjaan pelebaran jalan di Jambu, Kabupaten Semarang yang sampai saat ini belum selesai. Namun, dia memastikan seluruh alat berat dan material pengerjaan tidak akan mengganggu pemudik. “Tinggal yang jalur tengah tadi yang masih jadi PR adalah yang di Jambu. Oleh karena itu, bantuan dari (pemerintah) kabupaten sangat penting,” tukasnya.

Demi Kelancaran Pemudik, Pekerja: Kami Rela Kerja Siang-Malam
SEMARANG – Hari Raya Idul Fitri sebentar lagi tiba. Moment yang juga disebut Lebaran itu, akan berdampak padatnya ruas-ruas jalan raya karena banyaknya kendaraan pemudik yang hendak oulang ke kampung halaman.
Di tengah persiapan arus mudik Lebaran tahun ini, ada banyak kisah perjuangan orang-orang hebat yang rela bekerja siang malam dan berpisah dengan keluarga. Mereka adalah para pekerja proyek perbaikan atau peningkatan jalan raya. Setiap hari, mereka berkecimpung dengan aspal, beton dan debu demi menyiapkan jalan berkondisi laik yang akan digunakan para pemudik.
Aji Setyo, 30, warga Gunung Kidul Yogyakarta ini, salah satunya. Bersama ratusan temannya, mereka bekerja siang hingga malam di proyek pelebaran jalan ruas Jalan Semarang-Jambu, Kabupaten Semarang. “Pekerjaan ini memang dikebut agar bisa mendukung kelancaran arus mudik Lebaran. Jadi, kami bekerja siang-malam untuk mempercepat pekerjaan selesai,” kata dia, Kamis (23/5/2019).
Setiap hari, kata dia, Aji bekerja mulai pukul 08.00WIB sampai pukul 01.00WIB dini hari. Jam istirahat hanya ada pada waktu siang dan magrib. “Memang capek kalau dipikir, tapi karena tanggung jawab, jadi merasa tidak capek. Apalagi, pekerjaan ini juga demi kelancaran arus mudik, jadi bahagia bisa membantu sesama,” terangnya.
Hal senada disampaikan Rian, 40, warga Demak. Rian mengatakan, selain bekerja siang dan malam, dirinya juga tidak bisa merasakan puasa bersama keluarga. “Sudah sebulan bekerja di sini, selama Ramadan ini, baru pulang pas hari pertama puasa saja,” ucapnya.
Koordinator Health, Safety and Environment (HSE) proyek pelebaran jalan Semarang-Jambu, Sukamto mengatakan, ada sekitar 100 orang yang bekerja dalam proyek tersebut. “Sebenarnya kontrak proyek selesai Desember. Namun karena ini juga untuk kelancaran mudik Lebaran, sehingga dilakukan percepatan,” kata dia.
Meski tidak bisa selesai total saat musim mudik tiba, setidaknya pelebaran itu dapat mengurai kemacetan yang kerap melanda wilayah Jambu. “Proyek nanti akan dihentikan H-10 Lebaran. Nanti akan kami pasang barier dan rambu-rambu khusus,” tukasnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mengecek persiapan jalur mudik Lebaran 2019 mampir ke sejumlah titik proyek pelebaran jalan di jalur tersebut. Seperti biasa, Ganjar juga menyapa para pekerja. “Poso ora (puasa tidak)? Nek ra poso, mangan sing akeh ben kuat kerjone (kalau tidak puasa makan yang banyak biar kuat). Ojo lali bar bodho di saur (jangan lupa habis Lebaran dibayar hutang puasanya),” canda Ganjar sambil menyalami para pekerja.

Sambut Arus Mudik, Ganjar Keliling Cek Kesiapan Jalur Tengah dan Selatan
SEMARANG – Setelah sempat mengendari sepeda motor Semarang – Magelang via Kopeng untuk ngecek jalur persiapan mudik, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis (23/5/2019) kembali melakukan pengecekan di sejumlah jalur tengah hingga selatan. Titik awal yang dicek Ganjar adalah pengerjaan pelebaran jalan di Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
Ganjar mengatakan, setelah kemarin banyak pejabat yang ngecek jalur Pantura, sekarang giliran dirinya ngecek jalur tengah sampai selatan. Mulai dari Kabupaten Semarang, Magelang hingga Purbalingga. “Nanti kita akan ke Magelang berlanjut ke Purworejo terus ke selatan, di Pansela kita mau cek yang selatan sampai ke barat dan muter sampai Purwokerto,” katanya.
Selepas dari Purwokerto, Ganjar juga bakal melakukan pengecekan di jalur daerah-daerah rawan bencana kemudian masuk ke Purbalingga dengan titik Bobotsari dan Karangreja. “Di situ ada Bayeman kita mau cek agar rambu-rambunya ditambah karena usulannya masyarakat mestinya jalan itu dibuat flyover biar agak landai. Karena memang di situ tajam sekali, minimal dihambatlah agar pengendara tidak ngebut,” paparnya.
Untuk titik awal, Ganjar mengecek pengerjaan pelebaran jalan Semarang – Magelang jalur Jambu. Pengecekan dilakukan secara bersama antara Pemprov Jateng dengan Balai Besar Jalan Nasional dan Pemkab Semarang. Setelah tiga komponen pemerintahan tersebut turun bersama, Ganjar mengatakan segala persoalan saat mudik bisa diantisipasi dan tertangani dengan tepat. Untuk pengerjaan pelebaran jalan di Jambu Kabupaten Semarang, Ganjar mengatakan sejauh ini progresnya sangat baik dan sesuai jadwal.
“Hari ini ngecek bareng antara Pemprov (Jateng), Pemkab Semarang dan Balai Besar Jalan nasional. Persiapan jalur mudik ini kalau lihat progresnya bagus, masih sesuai jadwal. Namun jika untuk digunakan jalur mudik belum bisa. Saat ini untuk pengerjaan jalan terus,” kata Ganjar.
Karena belum bisa digunakan untuk jalur mudik, Ganjar mengatakan mesti ada pengelolaan lalulintas serta penambahan rambu-rambu agar di titik tersebut tidak menjadi konsentrasi kemacetan. Juga diperlukan penataan alat-alat berat dan optimalisasi peran Dinas Perhubungan dan Kepolisian.
“Kita coba mengkoordinasikan agar nanti traffic manajemennya terkelola dengan baik. Kita harapkan pas di puncak mudik kita sudah tahu bayangannya, sudah sampai mana pengerjaannya, alat-alat berat ditaruh mana, perlu rambu-rambu apa dan kalau kita tahu posisi macet di mana maka kita akan bisa menaruh personel-personel kita agar bisa melancarkan,” bebernya.
Untuk beberapa pengerjaan jalan, Ganjar menjelaskan saat ini memang kebanyakan menggunakan segmentasi panjang. Dengan demikian, pengerjaan pelebaran jalan Jambu ditargetkan selesai pada Oktober mendatang. “Memang modelnya sekarang long segmen. Kalau kita mau targetkan Oktober optimalnya, tapi maksimalnya Desember. Untuk jalur ini nanti clean up saja karena belum bisa digunakan jalur mudik,” ujarnya.