1558349277254-IMG-20190520-WA0093_detail

Tinjau Rest Area Eks PG Banjaratma, Begini Kesan Sri Puryono

 

BREBES – Rest area KM 260 B di ruas tol Pejagan-Pemalang pada musim mudik Lebaran tahun ini siap menyambut pemudik yang ingin singgah. Rest area yang menempati eks Pabrik Gula (PG) Banjaratma itu, kini masuk pada tahap penyelesaian (finishing).

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Sri Puryono saat meninjau rest area tersebut terkesan melihat stan-stan UMKM yang dikelompokkan dalam beberapa ukuran sudah tertata dengan teratur. Kesan unik semakin kental terasa ketika menyaksikan arsitektur cagar budaya bergaya khas Belanda itu.

“Rest Area KM 260 B ini memang unik karena bekas pabrik gula. Tahun lalu saya ke sini belum sebagus ini. Di sini 70 persen UMKM lokal, sedangkan 30 persen pelaku usaha umum, itu pun saya pesan kontennya lokal. Ini mungkin menjadi rest area terbaik yang dikelola oleh Sinergi BUMN,” ujar Sekda yang terakhir meninjau rest are tersebut lima bulan lalu.

Selain deretan stan yang ditata rapi, Sri Puryono menjelaskan, beberapa fasilitas pendukung lainnya yang tengah dikebut pembangunannya adalah masjid dan SPBU. Arsitektur masjid pun tidak kalah menawan dengan gaya khas Timur Tengah. Pesona itu tampak dari batu bata merah yang ditumpuk sedemikian rupa.

“Di sini fasilitasnya relatif bagus. Tidak lama lagi ada SPBU, air mancur, dan masjidnya pun unik dilihat dari konstruksinya. Saya minta dibangun menara yang ada kubahnya. Harapan saya ke depan bukan hanya rest area, tetapi juga menjadi tempat wisata,” harapnya.

Tak hanya berkeliling memantau progres konstruksi rest area, Sri Puryono juga menyempatkan diri berdialog dengan sejumlan pelaku UMKM lokal. Mereka mengusulkan perbaikan sistem pembayaran non tunai bagi konsumen yang difasilitasi oleh perbankan. Sehingga proses pembayaran kepada pelaku UMKM pun dapat lebih cepat.

“Kita ada sedikit keluhan, seperti sistem cashless untuk kembali transfernya masih memerlukan waktu karena ini masih dalam tahap uji coba. Selain itu, pembayaran tarif listrik juga masih disamakan dengan tarif swasta. Ini kan koperasi mestinya ada subsidi. Ini akan dibicarakan lebih lanjut karena nanti sore Bapak Deputi dan beberapa pimpinan BUMN akan datang dan bertemu di sini bersama pihak pengelola dan pemkab untuk berkomunikasi lebih lanjut,” bebernya.

Pada kesempatan tersebut, Sri Puryono juga memperoleh penjelasan dari Kasatlantas Polres Brebes AKP M Adimas PSE SIK MH tentang rekayasa lalu lintas satu arah (one way) yang akan diberlakukan di Tol Brebes.

“Rekayasa tol yang akan diberlakukan di sini one way. Semua kendaraan dari arah Jakarta akan menggunakan jalur A dan B. Dari arah Jakarta, ujung one way berhenti di KM 262 Brebes Barat, sedangkan dari arah Timur, seperti Semarang dan sebagainya nanti dikeluarkan semuanya di Pantura, Brebes Barat,” bebernya.

Untuk yang dari arah Barat, lanjut dia, khususnya yang jalur B akan dinormalkan di Brebes Barat lewat Simpang Susun. “Khusus untuk kendaraan besar dari arah Barat yang masuk ke jalur B, dia tidak akan berputar arah di Simpang Susun, tetapi akan dikeluarkan ke Pantura dulu, kemudian yang tujuan Semarang masuk ke Brebes Timur,” urainya.

Dia menambahkan, rekayasa tol one way tersebut akan diberlakukan pada 30-31 Mei dan 1-2 Juni 2019. “Ini berlaku tanggal 30, 31, 1, dan 2 Juni 2019. Untuk jamnya masih menunggu perintah dari Korlantas pusat,” lanjutnya.

1558337935478-IMG-20190520-WA0059_detail

Rest Area KM 360 B Gondang-Batang Siap Sambut Pemudik

 

BATANG – Dua minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono melakukan pantauan kesiapan tol untuk menyambut pemudik. Pantauan diawali dari Gerbang Tol Kalikangkung.

Kepada Sri Puryono, Direktur Teknik PT Jasa Marga Tol Semarang-Batang Abdul Rokhim menjelaskan, pihaknya menyiapkan 23 gerbang tol yang dapat dilalui pemudik menuju Kota Semarang dan enam gerbang tol yang dapat dilalui pemudik menuju DKI Jakarta.

“Puncak arus mudik diprediksi tanggal 31 Mei 2019, sedangkan puncak arus balik diprediksi H+2 Lebaran. Pada puncak arus mudik, diprediksi volume kendaraan yang melewati gerbang kami sebanyak 57 ribu. Kalau puncak arus balik diprediksi volume kendaraan yang melintas sebanyak 47 ribu,” terang Abdul Rokhim saat mendampingi pantauan.

Abdul Rokhim menambahkan, pihaknya juga menyediakan pembayaran tarif tol secara tunai apabila saldo e-toll pemudik ternyata tidak mencukupi. “Di sini masih menerima cash. Teman-teman operator sudah menyiapkan uang kembalian jika saldo e-toll tidak cukup,” lanjutnya.

Menanggapi penjelasan Abdul Rokhim, Sri Puryono meminta sosialisasi tarif tol digencarkan agar pemudik dapat memastikan saldo e-toll mereka benar-benar cukup hingga tiba di tujuan.

“Saya minta sosialisasi tarif tol mulai dari hulunya, dari Jakarta berarti Cikarang-Cikampek sudah harus disosialisasi. Karena kalau sudah pakai e-toll artinya lebih cepat (transaksi pembayaran tarif tol). Tapi kalau saldo e-toll memang tidak cukup, di sini difasilitasi pembayaran cash,” ujarnya.

Usai meninjau Gerbang Tol Kalikangkung, Sekda Jateng Sri Puryono mengunjungi Rest Area KM 360B Gondang, Batang. Saat ini rest area tipe A tersebut memasuki tahap penyelesaian (finishing), seperti pembangunan mushola yang hampir rambung dan perbaikan area hijau. Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jateng itu berharap, tahap penyelesaian rest area dapat selesai sepuluh hari menjelang Lebaran.

“Rest area di Kabupaten Batang ini masih dalam tahap penyelesaian. Penataannya bagus, bangunannya simpel, tapi cukup luas. Fasilitas difabel juga disediakan seperti toilet. Ada Pertamina, mushola, UMKM juga disediakan seperti tahu Sumedang dan Soto Lamongan. Saya rasa untuk lebaran nanti siap,” ujarnya.

1558186989854-IMG-20190518-WA0017_detail

Gunakan Motor, Ganjar Cek Jalur Alternatif Semarang-Magelang

 

SEMARANG – Persiapan menghadapi musim mudik Lebaran terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Untuk memastikan kesiapan tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo langsung turun ke lapangan.

Salah satunya dengan mengecek jalur alternatif Semarang-Magelang via Kopeng, Salatiga. Menggunakan sepeda motor, Ganjar berkeliling untuk melihat kondisi jalur alternatif yang memang disiapkan bagi para pemudik itu.

Ganjar dan rombongan berangkat dari kediaman di Puri Gedeh, Semarang pada pukul 14.30WIB. Rombongan bergerak melewati Semarang-Kabupaten Semarang, Salatiga-Kopeng hingga tembus Magelang pada pukul 16.00 WIB.

“Jalur alternatif tadi lumayan bagus, meskipun memang masih ada perbaikan kecil di sejumlah titik, namun yang jelas jalur ini sudah siap dilalui pemudik,” kata Ganjar.

Di jalur alternatif itu, lanjut dia, sejumlah rambu sudah dipasang. Selain itu, penerangan juga cukup dan pemasangan paku marka berpendar (road studs/mata kucing) juga dilakukan di jalur-jalur darurat. “Sudah bagus, semoga bisa dimanfaatkan oleh pemudik untuk menjadi alternatif jika terjadi kemacetan di jalur utama,” terangnya.

Pihaknya menegaskan bahwa semua jalur alternatif di Jateng sudah siap untuk dilewati pemudik. Pihaknya sudah memerintahkan bupati/wali kota yang ada jalur alternatifnya untuk melakukan percepatan.

“Apabila ada lubang-lubang kecil, saya perintahkan ditambal dulu. Kalau ada jalan yang melintas di daerah darurat dan membutuhkan penerangan, saya perintahkan dipasang penerangan portable,” tegasnya.

Dia juga telah memerintahkan semua rekanan untuk menghentikan semua pekerjaan perbaikan jalan pada H-10 nanti. “Sebelum H-10, saya minta dilakukan percepatan-percepatan,” tegasnya.

Tak hanya jalur alternatif, para pemerintah daerah, kata Ganjar, juga diminta mengantisipasi titik-titik kemacetan jalan. Sejumlah tikungan, pasar kaget, antrean di SPBU harus diatur untuk menghindari penumpukan kendaraan.

“Selain itu, sejumlah pintu-pintu keluar tol juga harus mendapat perhatian, mengingat dengan adanya tol ini, diprediksikan mayoritas pemudik akan menggunakan jalur tol itu,” tukasnya.

Di lain sisi, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng Satriyo Hidayat mengatakan, sejumlah jalur alternatif sudah disiapkan dengan baik. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan penyelenggara jalan tol untuk penambahan rambu-rambu jalan. Rambu-rambu yang biasanya hanya bertulis umum, akan ditambahi informasi jalur alternatif yang dapat dilalui.

“Misalnya di exit tol Pemalang, di bawahnya dituliskan Randudongkal, Belik, Purbalingga, Purwokerto. Jadi pemudik yang hendak menuju arah Purwokerto memiliki pilihan untuk menghindari titik-titik kemacetan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Satriyo menerangkan, jumlah pemudik Lebaran tahun 2019 ini diprediksi meningkat 16 persen dari tahun sebelumnya dengan prediksi sekitar 8,6 juta pemudik. Puncak arus mudik tahun ini diprediksi terjadi pada H-5 atau pada hari Jumat (31/5/2019).

Dari jumlah itu, sebanyak 5,6 juta adalah pemudik menggunakan mobil pribadi. Diprediksikan pengguna mobil pribadi akan memilih jalur tol dibanding jalur pantura.

“Dari 5,6 juta mobil itu, diprediksikan akan menggunakan jalan tol sebanyak 40 persen. Ini data dari Litbang Kementerian Perhubungan, sehingga harus dilakukan antisipasi,” katanya.

Selain mengantisipasi kemacetan di pintu-pintu tol dan exit tol, berbagai upaya dilakukan untuk mendukung kelancaran pemudik yang melintas melalui jalan tol tahun ini. Salah satunya adalah dengan penyediaan tempat pengisian bahan bakar yang tersebar di sepanjang jalur tol itu.

“Pada arus balik tahun ini, di ruas tol Jateng sudah tersedia sembilan kios BBM, dua SPBU permanen dan satu SPBU modular. Diharapkan dengan keberadaan pengisian BBM itu, pemudik tidak sampai kehabisan bahan bakar di jalanan,” pungkasnya.

1558059229858-IMG-20190505-WA0018_detail

Bagi Pemudik di Jateng, Hindari Titik-titik Rawan Macet Ini

 

SEMARANG – Sejumlah titik di Jawa Tengah diprediksi akan menjadi titik kemacetan pada saat arus mudik Lebaran tahun ini. Para pemudik yang akan melintas diharapkan tidak melewati titik-titik itu dan memilih jalur lainnya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng Satriyo Hidayat mengatakan, titik pertama kemacetan yang paling parah diprediksi terjadi di Bawen, Kabupaten Semarang. Di lokasi itu, seringkali terjadi penumpukan kendaraan karena aktivitas truk dan jalan yang masih sempit.

“Selama ini orang kalau mau ke Jogja biasanya keluar tol Bawen kemudian lewat Ambarawa, Magelang. Jalur itu hari biasa saja sudah padat, apalagi saat mudik nanti. Kami prediksikan titik kemacetan terparah akan terjadi di Bawen ini, karena pada tahun ini truk lebih dua sumbu masih boleh melintas,” kata dia, Kamis (16/5/2019).

Satriyo berharap, para pemudik yang hendak menuju ke Yogyakarta menghindari jalur tersebut. Pemudik bisa menggunakan jalur alternatif, melalui Weleri-Parakan-Temanggung-Magelang. Atau menggunakan jalur tol dan keluar di exit tol Boyolali atau Colomadu.

“Di jalur-jalur alternatif itu, sudah saya perintahkan kepada petugas untuk memasang rambu-rambu penunjuk arah agar para pemudik lebih mudah. Selain itu nantinya juga akan ditempatkan petugas di titik-titik tertentu yang dirasa perlu,” ujarnya.

Selain Ambarawa, titik macet lain diprediksi terjadi di Pasar Mangkang Semarang, Pertigaan Secang Magelang, Pasar Tonjong Brebes dan di flyover Bumiayu Brebes.

“Untuk menghindari kemacetan di Tonjong dan Bumiayu, pemudik yang hendak ke Purwokerto dapat menggunakan jalur Pemalang-Belik. Itu jalur alternatif yang sudah bagus dan nyaman untuk dilalui,” ucapnya.

Sejumlah jalur alternatif itu, lanjut dia, sudah disiapkan dengan baik. Nantinya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan penyelenggara jalan tol untuk penambahan rambu-rambu jalan. Rambu-rambu yang biasanya hanya bertulis umum, akan ditambahi informasi jalur alternatif yang dapat dilalui.

“Misalnya di exit tol Pemalang, di bawahnya dituliskan Randudongkal, Belik, Purbalingga, Purwokerto. Jadi pemudik yang hendak menuju arah Purwokerto memiliki pilihan untuk menghindari titik-titik kemacetan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Satriyo menerangkan, jumlah pemudik lebaran tahun 2019 ini diprediksi meningkat 16 persen dari tahun sebelumnya dengan prediksi sekitar 8,6 juta pemudik. Puncak arus mudik tahun ini diprediksi terjadi pada H-5 atau pada hari Jumat (31/5/2019).

Dari jumlah itu, sebanyak 5,6 juta adalah pemudik menggunakan mobil pribadi. Diprediksikan pengguna mobil pribadi akan memilih jalur tol dibanding jalur pantura.

“Dari 5,6 juta mobil itu, diprediksikan akan menggunakan jalan tol sebanyak 40 persen. Ini data dari Litbang Kementerian Perhubungan, sehingga harus dilakukan antisipasi,” katanya.

Selain mengantisipasi kemacetan di pintu-pintu tol dan exit tol, berbagai upaya dilakukan untuk mendukung kelancaran pemudik yang melintas melalui jalan tol tahun ini. Salah satunya adalah dengan penyediaan tempat pengisian bahan bakar yang tersebar di sepanjang jalur tol itu.

“Pada arus balik tahun ini, di ruas tol Jateng sudah tersedia sembilan kios BBM, dua SPBU permanen dan satu SPBU modular. Diharapkan dengan keberadaan pengisian BBM itu, pemudik tidak sampai kehabisan bahan bakar di jalanan,” tukasnya.

Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah mewanti-wanti kemacetan di jalur tol Trans Jawa. Dirinya mencatat, setidaknya ada tujuh pintu keluar jalan bebas hambatan di Jateng rawan terjadi kemacetan pada arus mudik Lebaran Idul Fitri nanti.

“Untuk exit tol, titik rawan kemacetan berada di pintu exit tol Pejagan, Pemalang, Banyumanik, Salatiga, Tingkir, Boyolali, dan Kartosuro. Exit tol ini jalur alternatif kita berikan. Mudah-mudahan temen-temen di kabupaten membantu,” kata Ganjar saat rapat persiapan mudik, di Gedung Gradhika Kompleks Perkantoran Gubernur Jateng Jalan Pahlawan, Semarang, Minggu (5/5/2019).

Pengarahan Pelaksanaan Tugas Oleh Bapak Gubernur-2

Ganjar Ingin Para CPNS Digojlok dan Lekas Menikah

 

SEMARANG – Gelak tawa menggema saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengulik kehidupan pribadi Tegar, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang bertugas di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Ciptakarya. Bagaimana tidak, segala pertanyaan dari orang nomor satu di Jateng itu dijawab polos oleh Tegar, dari persoalan gaji hingga kos-kosan.

Perbincangan antara keduanya terjadi saat Ganjar memberi pengarahan di Dinas PU Bina Marga dan Ciptakarya, Rabu (8/5/2019) di aula dinas terkait. Dari Kepala Dinas PU Bina Marga dan Ciptakarya AR Hanung Triyono, pejabat struktural sampai CPNS hadir mendengarkan pengarahan dari Ganjar.

“Apa yang bapak ibu lakukan ini benar-benar ibadah, tidak main-main ini. Terlebih yang menyangkut pembangunan jalan. Karena dengan pembangunan jalan, akhirnya mobilitas orang jadi lancar sehingga orang senang. Tapi sebaliknya, jika para pegawai main-main maka dosa besar sudah menanti,” kata Ganjar.

Saat mengucapkan kalimat itu, Ganjar melihat sebaris anak-anak muda. Mereka adalah CPNS yang mendapat tugas di dinas tersebut. Kepada AR Hanung, Ganjar meminta agar para CPNS tersebut digojlok.

“Yang CPNS ini digojlok lah, dikasih PR. Yang muda ini dikasih tugas yang eksploratif karena ilmunya baru, penerapannya juga baru,” ujarnya disambut tawa para pegawai yang hadir.

Ganjar lantas bertanya pada satu persatu CPNS. Mulai dari identitas, tempat tinggal, sampai status. Tegar salah satunya. Lelaki berbadan gempal asal Sukoharjo, berusia 31 tahun itu mengaku belum menikah dan tinggal ngekos di Semarang.

Ganjar lantas menanyakan berapa besaran gaji yang dia terima. “Saya lulusan teknik sipil UGM, pak. Gaji yang saya terima Rp 1,9 juta setelah dipotong pajak. Tapi, setiap bulan juga masih harus bayar kos Rp 450 ribu,” kata Tegar yang memancing tawa sesama rekannya.

Mendengar jawaban Tegar, Ganjar mengatakan berapapun besarnya gaji harus disyukuri agar jadi pegawai yang berintegritas.

“Integritas harus nomor satu. Reformasi birokrasi yang saya lakukan lahir dan belajar dari pengaduan yang ada di Bina Marga, lewat program ‘Jateng Tanpa Lubang.’ Ini sepele, tapi boleh dicek, masyarakat melihat keberhasilan lewat mulusnya jalan raya,” katanya.

Dengan bercanda, Ganjar juga mengimbau Tegar agar lekas menyunting kekasihnya. Karena kesuksesan lelaki juga bergantung pada istri. Ganjar juga menekankan agar jangan minder karena penghasilannya kecil, karena kita tidak tahu bagaimana masa depan seseorang.

“Saya tidak akan melihat sampeyan (CPNS) jadi kepala dinas atau jadi menteri atau bahkan presiden. Tapi saya menyiapkan roadmap untuk anda ke sana. Kultur kerja memang sudah kita siapkan. Selamat bekerja, semoga berkah,” ungkapnya.

Sekadar diketahui, gaji CPNS di Jateng sebenarnya sebesar Rp2 juta, namun setelah dipotong pajak, akhirnya hanya menerima Rp1,9 juta. Baru setelah satu tahun, mereka akan menerima gaji PNS penuh ditambah TPP.

1557129673575-IMG-20190506-WA0021_detail

Di Jateng, Camat dan Kepsek Bisa Jadi Kepala Biro dan Kepala Dinas Pendidikan

 

SEMARANG – Tepuk tangan langsung bergemuruh di Gedung Gradhika Bhakti Praja saat nama Imam Maskur dan Jumeri disebut dalam acara upacara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Pemprov Jateng, Senin (6/5/2019).

Bagaimana tidak, dua pejabat tinggi tersebut bukan berasal dari lingkungan pejabat elit di Pemprov Jateng, melainkan seorang camat dan kepala sekolah di daerahnya masing-masing.

Imam Maskur merupakan Camat Kedungbanteng, Kabupaten Tegal yang dipercaya oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menjadi Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jateng.

Sementara Jumeri, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Bawen Kabupaten Semarang yang dipercaya menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng.

Sejak memimpin tahun 2013 lalu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memang menerapkan promosi jabatan secara terbuka. Proses rekrutmen pejabat tinggi di lingkungan Pemprov Jateng dilakukan dengan cara lelang jabatan dan membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mendaftarkan diri.

Hal tersebut yang membuat proses seleksi jabatan bebas dari praktik korupsi. Tak hanya itu, lelang jabatan juga membuka lebar peluang setiap orang untuk bisa menduduki jabatan di lingkungan Pemprov Jateng itu termasuk Imam Maskur dan Jumeri.

“Sebenarnya ini konsekuensi dari promosi terbuka, siapapun bisa masuk dan memimpin. Saya tidak tahu mereka, tidak kenal mereka, karena mereka sesuai golongan dan syaratnya mencukupi, maka panitia seleksi melakukan seleksi dan mereka dinyatakan lolos,” kata Ganjar usai melantik pejabat baru tersebut.

Tak hanya itu, saat melakukan wawancara, Ganjar juga mengatakan bahwa mereka memiliki gagasan dan pengalaman yang menarik. Untuk itu, dirinya memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa memimpin.

“Yang penting memiliki integritas dan kompetensi yang bagus, sehingga bisa bekerja dengan baik. Mereka orang-orang berpengalaman dan saya harap mereka dapat memimpin dengan baik,” tambahnya.

Meski begitu, Ganjar mengatakan telah mengontrak para pejabat baru yang dilantik tersebut selama satu tahun. Nantinya, selama satu tahun akan dievaluasi apakah pejabat baru tersebut layak untuk melanjutkan atau harus mengundurkan diri.

“Jadi selama setahun itu mereka harus memastikan bahwa yang dilakukan benar semuanya. Kalau tidak, maka harus sepakat untuk siap mundur. Kalau ada catatan dari saya atau komplain dari masyarakat yang membuat mereka harus mudnur, ya harus siap. Ini akan menjadi tradisi,” tegasnya.

Terakhir, Ganjar berpesan kepada para pejabat baru yang dilantik tersebut untuk tidak sombong dan bekerja sesuai integritas dan profesional.

“Tidak perlu sombong, langsung bekerja untuk melayani masyarakat. Sementara bagi yang tidak lolos dalam lelang jabatan lagi, jangan berkecil hati. Biasa saja, silakan ikut daftar lagi, karena ini kontestasi yang terbatas,” tutupnya.

Sementara itu, Imam Maskur mengatakan bersyukur mendapat amanat dari Gubernur menjabat sebaga Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat. Meski cukup berat, namun ia akan berupaya untuk mewakafkan dirinya demi masyarakat Jateng.

“Nanti akan saya buktikan jika saya bisa. Saya akan berusaha menjalankan amanat ini dengan bekerja semaksimal mungkin demi kemajuan Jawa Tengah. Kalau nanti saya dalam waktu setahun dirasa memang tidak memenuhi syarat, saya siap mengundurkan diri,” tegasnya.

Selain Imam Maskur dan Jumeri, dalam kesempatan itu Gubernur Jateng juga melantik sejumlah pejabat tinggi lainnya. Mereka adalah Wisnu Zaroh sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jateng, AR Hanung Triyono, sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng, Eko Yunianto sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jateng, Fendiawan Tiskiantoro sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jateng, Retno Sudewi sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Jateng (DP3AKB) serta Ratna Kawuri sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng.