Pengumuman

Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan di Lingkungan OPD Prov Jateng
Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melantik dan mengambil sumpah/janji jabatan pejabat administrator Pejabat Pengawas dan Pejabat Fungsional di lingkungan Pemprov Jawa Tengah. Pelantikan ini dilakukan secara virtual dari Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang pada Jumat (7/8). Sebanyak 511 pejabat yang dilantik secara daring tersebut berada di kantor masing-masing.
Pengambilan sumpah/janji jabatan dilakukan secara simbolis pada empat peserta sebagai perwakilan dari agama Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu, kemudian diikuti secara daring oleh 507 peserta lainnya yang berasal dari 40 Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Jateng. Pelantikan virtual kali pertama diselenggarakan Pemprov Jateng tersebut, dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Turut hadir pada upacara tersebut, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dan Penjabat Sekda Jateng Herru Setiadhie.
Gubernur Ganjar berpesan kepada seluruh peserta pelantikan untuk selalu menjaga kesehatan dan saling kontrol sehingga tidak ada tidak lagi muncul kasus COVID-19 klaster perkantoran, apalagi klaster perkantoran saat ini menjadi catatan di Indonesia. Pihaknya meminta untuk meningkatkan peran Jogo Kerjo. “Jogo Tonggo sudah jalan, maka sekarang kita tingkatkan Jogo Kerjo di masing-masing OPD. Kami minta para pejabat yang dilantik terus mengontrol anak buahnya. Termasuk program yang berhubungan dengan masyarakat, dunia usaha, serta keagamaan,” ujar Gubernur Ganjar usai pelantikan virtual dari Gedung Gradhika Bhakti Praja.

Kemenko Marves Koordinasikan Solusi Peningkatan Infrastruktur Jalan ke Zona Otorita BOB
Yogyakarta, Pengerjaan proyek peningkatan infrastruktur aksesibilitas jalan ke Zona Otorita Badan Otorita Pariwisata Borobudur (BOB) masih menghadapi sejumlah kendala. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) berupaya mengintegrasikan solusi dari berbagai pemangku kepentingan dalam menyelesaikan kendala tersebut.
Rapat Koordinasi Dukungan Infrastruktur aksesibilitas Badan Otorita Borobudur (BOB) yang dipimpin Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air, Kemenko Marves, Rahman Hidayat, di Yogyakarta, Rabu, (29-07-2020), fokus membahas progres dukungan dalam peningkatan infrastruktur aksesibilitas jalan menuju Zona Otorita BOB yang merupakan tindak lanjut dari Permohonan Program Peningkatan Kapasitas Jalan Menuju Zona Otorita BOB di Ruas Jalan Plono – Nglumbar (Kab.Kulon Progo) dan Ruas Jalan Tumbak Anyar – Desa Sedayu (Kab. Purworejo) ke dalam dokumen Rencana Induk Pariwisata Terpadu Borobudur-Yogyakarta-Prambanan.
Posisi zona otorita BOB seluas 309 Ha berada di Kab. Purworejo, namun karena kontur geografi mengakibatkan aksesnya harus melalui DIY dan Jateng. Terkait hal tersebut, pembangunan zona otorita BOB dilakukan dengan basis komunitas yang melibatkan desa di 3 kabupaten sekitar yaitu Desa Benowo dan Desa Sedayu di Kab. Purworejo, Pagerharjo di Kab. Kulon Progo, dan Desa Ngargoretno di Kab. Magelang.
Saat ini sudah ada master plan dan sudah ada MoU dengan tiga investor. Satu investor akan mulai pembangunan resort 60 unit di tahun 2021. Potensi investasi lain sekitar Rp 2 triliun dengan kebutuhan anggaran Infrastruktur dasar Rp 335 miliar.
“Namun agar terlaksana, perlu dilakukan pembangunan infrastruktur dasar berupa jalan, listrik, dan air. BOB optimis di tahun 2021 pembangunan kawasan bisa dimulai, termasuk pembangunan infrastruktur dasar,” kata perwakilan BOB.
Untuk akses jalan utama dari Pasar Plono ke Nglinggo statusnya masih Jalan Kabupaten selebar 3 m dengan kanan dan kiri tebing, sehingga tidak memungkinkan untuk mobilitas material dan konstruksi pembangunan ke lokasi zona otorita. Sehingga perlu dilakukan peningkatan akses jalan dasar.
Dalam hal ini, Kementerian PUPR telah menyetujui permohonan pelebaran jalan dari Pasar Plono menuju Lahan Kawasan BOB menjadi lebar 6m dapat namun Pemda diharapkan menyiapkan dokumen Readiness Criteria dan melaksanakan pembebasan lahan.
BOB telah mengajukan surat permohonan kepada Pemda DIY dan Pemkab Kulon Progo untuk menyiapkan dokumen Readiness Criteria dalam rangka peningkatan akses jalan menuju zona otorita BOB. Namun untuk saat ini belum dapat dipenuhi dikarenakan keterbatasan anggaran yang saat ini difokuskan untuk penanganan Covid19, harapannya BOB dapat membantu mencarikan solusi melalui skema pembiayaan lain.
BOB bersama dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) VII melalui Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) DIY, dan Pemda Kulon Progo sebelumnya telah melaksanakan survei awal. Total panjang rencana yang diusulkan BOB untuk akses dari Pasar Plono menuju zona otorita BOB adalah 6,0 km yaitu ruas Jalan Pasar Plono – Kebun Teh Nglinggo sepanjang 3,32 km (Jalan Kabupaten Kulon Progo Prov. DIY) dan ruas jalan yang berada di zona otorita BOB sepanjang 2,68 km dan usulan pembangunan jembatan di wilayah Purworejo Jawa Tengah. Berdasarkan identifikasi awal diperlukan pembebasan lahan seluas 13.280 m2 untuk pelebaran jalan menjadi 6,0 m. Estimasi kebutuhan total biaya untuk pembebasan lahan sebesar Rp 13.280.000.000 dengan asumsi harga lahan Rp 1.000.000.000. Estimasi awal kebutuhan total biaya pembangunan fisik berupa pelebaran jalan sepanjang 3,32 km, pembangunan jalan baru di dalam kawasan zona otorita BOB sepanjang 3,00 km, dan pembangunan jembatan dengan bentang 50,0 m adalah sebesar Rp 90.035.954.920. Estimasi dapat berubah setelah adanya Detail Engineering Design (DED) untuk penanganan trase tersebut.
Sedangkan untuk akses jalan dari Jawa Tengah, perwakilan Pemprov Jateng mengatakan bahwa pembangunan jalan dapat mengacu pada Perpres 79 tahun 2019 dimana dalam Perpres tersebut memuat 3 Quick Wins salah satunya adalah KSPN Borobudur. Untuk mendukung KSPN Borobudur pertama yaitu Lingkar Timur Purworejo dari YIA – Borobudur ±59 km. Perpres 79 tahun 2019 juga mengacu ke PSN sehingga perlu segera direalisasikan.
Sementara itu, Konsultan ITMP Borobudur – Yogyakarta – Prambanan melaporkan bahwa Tim Konsultan sudah menyusun rencana aksi termasuk pembangunan jalan dan sudah diintegrasikan dengan master plan BOB dan memiliki sekenario mikro, meso, dan makro. Kemudian usulan diluar Borobudur akan masuk ke pembangunan mikro.
Atas laporan-laporan tersebut, Asdep Rahman meminta BPJN VII segera mengeluarkan angka kebutuhan anggaran dengan mempertimbangkan masukan dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten. Tim konsultan ITMP juga diminta agar dapat mengintegrasi Zona Otorita Badan Orotita Borobudur ke dalam Dokumen Rencana Aksi dan lampiran laporan.
“Kemenko Marves bersama dengan Badan Otorita Borobudur akan membuat list usulan yang disinkronkan dengan kebutuhan BOB untuk nantinya akan menjadi rencana kegiatan prioritas,” kata Asdep Rahman.
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP APLIKASI JALAN CANTIK
SEMARANG – Aplikasi Jalan Cantik yang berumur satu tahun ini menjadi potensi bagi Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah untuk terus berkembang dan menjadi strategi baru dalam penyelesaian masalah infrastruktur jalan dan jembatan di daerah.
Dalam rangka 1 tahun Aplikasi Jalan Cantik, kami membuat suvei kepuasan masyarakat terhadap Aplikasi Jalan Cantik dari sisi penggunaan maupun repon/tindakan setelah adanya pelaporan.
Untuk memperoleh data kepuasan masyarakat, Dinas PU BMCK Provinsi Jawa Tengah menggunakan daftar kuisioner yang disebar kepada masyarakat dengan tujuan memperoleh data kepuasan masyarakat terhadap Aplikasi Jalan Cantik. Kuisioner ini disebar melalui media social DPU BMCK yaitu twitter, Instagram dan facebook yang kemudian diisi oleh masyarakat sebagai responden secara online yang kemudian didapatkan data untuk menentukan seberapa puas masyarakat terhadap adanya Aplikasi Jalan Cantik.
Berdasarkan survei kepuasan pengguna Aplikasi Jalan Cantik yang kami lakukan didapatkan hasil bahwa mereka cukup terbantu dengan adanya Aplikasi ini. Mereka menjadi mudah untuk melaporkan kondisi jalan yang ada kemungkina besar mereka tidak tahu nama dan posisi tepatnya kerusakan, karena aplikasi ini dapat menunjukkan koordinat lokasi secara tepat menggunakan peta online secara real time.
Rekapitulasi kuisioner kepuasan masyarakat didapatkan sebanyak 117 responden yang mengisi form kuisioner. Hasil lebih lengkap di download pada link berikut:
KUISIONER KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP APLIKASI JALAN CANTIK

Inilah Tiga Calon Pemenang Design MAJT Magelang
SEMARANG – Antusias peserta sayembara design Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Magelang ternyata cukup tinggi. Total, ada 53 karya dari arsitek berbagai daerah yang mengirimkan design terbaiknya.
Dari 53 karya itu, dewan juri yang terdiri dari arsitek, antropolog, tokoh agama dan berbagai disiplin ilmu telah menentukan tiga calon pemenang. Ketiga design terbaik itu dipaparkan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Puri Gedeh, Kamis (28/5). Satu peserta memaparkan secara langsung, sementara dua peserta lainnya memaparkan melalui virtual.
Ketiga calon juara itu adalah peserta dengan kode pengiriman MAJT 012 dari Bandung, MAJT 082 dari Malang dan MAJT 062 dari Jogjakarta. Masing-masing calon pemenang memiliki design terbaik diantara puluhan design lainnya.
DESIGN TIM JOGJAKARTA
Salah satu peserta yang secara langsung mempresentasikan kepada Ganjar adalah peserta MAJT 062. Konsep design masjid yang diusung sangat kental dengan budaya Jawa dengan bentuk joglo terbelah dua.
“Tema yang kami usung selain masjid sebagai tempat ibadah yang Islami, juga mengusung kebudayaan Jawa Tengah. Kami mengedepankan itu, dan saat ada orang melintas di depannya atau masuk ke dalamnya, mereka bisa merasakan ini Jawa Tengah banget,” kata Made Oka Handara, tim arsitek dari MAJT 062.
DESIGN TIM BANDUNG
Sementara itu, arsitek MAJT 012 Ade Yuridianto asal Bandung mengatakan, tema design masjid yang dikirimkan menggunakan arsitektur atap Jawa berupa Tajug. Atap didesign melengkung lengkap dengan interior dan eksterior khas Jawa Tengah.
“Berbagai material yang digunakan juga menggunakan material lokal, seperti batu candi dan lainnya. Bentuknya saya mengadopsi penuh dengan kearifan lokal di Jawa Tengah,” kata Ade.
DESIGN TIM MALANG
Hal senada disampaikan peserta MAJT 082, Rahardian Prajudi. Mengusung tema Gunungan Jroning Pakuning Tanah Jawi, Rahardian membuat design MAJT yang terinspirasi oleh Gunung Tidar.
“Gunung Tidar itu ada di Magelang dan merupakan Pakuning Tanah Jawi. Jadi, desing saya buat mirip dengan gunungan agar bisa menggambarkan kuatnya budaya Jawa,” terangnya.
Tak hanya sebagai tempat ibadah, ketiga calon pememang itu juga mendesign MAJT sebagai tempat wisata religi, ekonomi dan lainnya. Mereka mendesign plaza yang indah, beberapa tempat untuk aktifitas jual beli, hall, perpustakaan dan sebagainya. Tentunya, para peserta juga tak hanya mengedepankan keindahan, tapi juga fungsi dan manfaat serta mengutamakan faktor lain seperti bencana, aksesbilitas dan sebagainya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sempat kebingungan memilih mana yang terbaik dari tiga design itu. Ia pun memberikan keputusan sepenuhnya kepada dewan juri.
“Kami ingin seluruh bangunan yang ada itu designnya menarik. Kemenarikannya ini tidak dari kacamata kita, tapi kita libatkan partisipasi masyarakat. Diluar dugaan, setelah disayembarakan hasilnya bagus-bagus,” katanya.
Yang membuatnya bangga, dari ketiga calon pemenang itu merupakan arsitek yang masih muda-muda. Artinya, harapan Indonesia untuk mengerjakan sendiri bangunan-bangunan hebat bisa dilakukan.
“Ini membuktikan bahwa kita bisa membuat design yang sangat bagus sendiri. Arsitek kita banyak yang hebat-hebat,” tegasnya.
Nantinya, dari tiga design itu akan dipilih satu untuk diterapkan dalam pembangunan MAJT Magelang. Setelah ditentukan pemenang, maka penyusunan DED segera dilakukan.
“Mudah-mudahan bisa mulai dikerjakan tahun depan. Ini sekaligus untuk merangsang dan mendorong kembali ekonomi bisa bergulir,” tutupnya.

SAYEMBARA DESAIN PEMBANGUNAN MASJID AGUNG JAWA TENGAH DI KABUPATEN MAGELANG
Kabupaten Magelang merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang terkenal dengan Kawasan Pariwisatanya sehingga mampu menarik para wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke kawasan ini. Hal ini membuat pemerintah menetapkan Borobudur dan sekitarnya menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Tidak hanya kawasan wisatanya yang menarik, beragam acara bertaraf nasional maupun internasional juga sering digelar di kawasan Borobudur.
Ide Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah di Kab. Magelang berawal dari visi Jawa Tengah dalam “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” dengan salah satu misinya yaitu “Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyup untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Lokasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah di Kab. Magelang ini direncanakan berada di Jl. Soekarno Hatta, Kel. Sawitan, Kota Mungkid Kabupaten Magelang, yaitu berada di sisi selatan komplek Pemda Kab. Magelang. Tepatnya di jalur persimpangan jalan raya Magelang-Borobudur-Kalinegoro. Kecamatan Mungkid dijadikan sebagai pusat pelayanan publik bagi masyarakat Kabupaten Magelang serta pusat pemerintahan Kabupaten Magelang, sehingga banyak masyarakat yang datang ke daerah tersebut.
Masjid ini diharapkan mampu merepresentasikan kondisi Masyarakat Jawa Tengah yang berkarakter toleran dan multikultural. Toleran artinya mampu menghormati terhadap perbedaan, multikultural dalam arti mampu menghormati agama dan budaya yang beragam. Masjid ini diharapkan mampu memadukan ciri arsitektur yang Islami dengan nilai – nilai kearifan lokal Jawa, ini sesuai dengan konsep Islam sebagai rahmatan lil ‘aalamiin.
Dalam rangka memperoleh berbagai ide, gagasan desain melalui partisipasi masyarakat, khususnya yang berkecimpung di bidang arsitektur dalam mewujudkan Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah di Kab. Magelang, maka Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah akan mengadakan “Sayembara Desain Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah di Kabupaten Magelang”.
Periode pendaftaran sayembara ini berlangsung dari tanggal 10 Februari – 25 Maret 2020, sedangkan batas akhir pengiriman karya maksimal pada tanggal 31 Maret 2020 pukul 15.00 WIB.
Hasil karya desain sayembara berupa konsep dan gambar desain yang meliputi konsep, siteplan, denah, tampak dari 4 sisi, potongan, 3D eksterior Masjid Agung Jawa Tengah di Kabupaten Magelang. Kebutuhan animasi disyaratkan untuk peserta yang masuk pada nominasi 6 (enam) besar.
Sifat sayembara ini terbuka/nasional untuk arsitek baik perorangan, kelompok, maupun badan usaha. Peserta kelompok atau badan usaha setidaknya terdiri dari ketua atau seluruh anggotanya adalah anggota IAI. Sayembara ini berlangsung dalam dua tahap. Pemenang sayembara akan dilibatkan dalam tahap lanjutan proses pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah di Kabupaten Magelang, bekerja sama dengan Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan untuk mengembangkan hasil konsep menjadi dokumen teknis.
Mekanisme, syarat dan ketentuan lebih lanjut dapat di download pada KAK dibawah ini:
Download KAK Sayembara MAJT di Kabupaten Magelang
Link pendaftaran Sayembara: